Masuklah
Hampir dua bulan lamanya si jerami tidak bertemu kawan-kawan lama. Seketika otak pun memutar kembali memori tentang kisah para penjahat kampus yang sejak semester pertama menjadi buronan para dosen. Mereka tidak melakukan tindakan kriminal, bukan juga karena nilai yang dibawah rata-rata. Mereka hanya lebih senang menikmati pagi di warung samping kampus (ketimbang berada di kelas) sambil menyeruput kopi, menghirup nikotin, dan bercerita tentang mahasiswi mana yang menghiasi bunga tidur mereka semalam. Tragis memang. Para generasi muda yang digadang-gadang menjadi penopang bangsa lebih memilih bercanda ria pada pagi hari, pada jam yang harusnya digunakan untuk bertukar pendapat di dalam kelas. Apa daya, tangan lebih suka menjepit dunhill daripada pensil , telinga lebih antusias mendengar kisah konco daripada penjelasan mr. Jo, mulut lebih bernafsu bercerita tentang dada daripada tentang kultur & budaya dan bahkan otak lebih sering berpikir skandal artis daripada berpikir kr