Hidup itu Meniru

Sesaat setelah menyaksikan film Justice League (yang mengecewakan), sempat terbesit di pikiran kenapa DC Comics baru sekarang mulai mengembangkan cinematic universe mereka. Bandingkan dengan Marvel yang mulai membangunnya sejak tahun 2008 yang ditandai dengan munculnya Iron Man. Dengan baru munculnya gabungan beberapa superhero milik DC ini, maka muncul pernyataan: "DC ingin meniru kesuksesan Marvel."

Hidup itu memang proses meniru. Sejak lahir sampai sesaat sebelum manusia meninggal, hidup diisi dengan meniru. Mulai dari meniru berjalan, meniru berbicara, meniru menulis, meniru cara bermain, meniru berpacaran, meniru kesuksesan, sampai pada meniru cara menghabiskan masa tua, ataupun meniru membisikkan kata wasiat pada keluarga.

Semua kesuksesan di dunia menurut jerami kering merupakan hasil meniru. Mark Zuckerberg membuat Facebook karena meniru buku tahunan kampusnya; yang menampilkan data para mahasiswa. Atau contoh yang lebih jelas adalah  Grab yang meniru kesuksesan Gojek. Gojek sendiri merupakan hasil tiruan Uber. Lalu Uber meniru siapa? Taksi konvensional, kecanggihan internet, keberhasilan google maps, dan (mungkin juga) keberhasilan Facebook.

Yang si jerami lakukan  ini juga merupakan proses meniru. Meniru membuat blog, meniru mengisi blog tersebut dengan tulisan, dan seterusnya. Kegiatan anda juga saat ini adalah hasil dari proses meniru.

Hakekatnya meniru hanya sampai pada titik sebelum kita mati. Lalu mungkin ada pertanyaan "mengapa bukan sampai mati?" Karena manusia sejatinya tidak ingin mati. Namun hidup itu selalu memiliki dua sisi berlawanan. Ada terang ada gelap, ada atas ada bawah, ada pertemuan ada perpisahan, ada positif ada negatif, ada yang meniru hal baik, ada yang meniru hal buruk. Karena terdapat dua sisi inilah maka manusia harus mengerti bahwa memang ada manusia lain yang ingin mati, yang notabene terjadi atas dasar meniru: meniru adegan film, meniru cara mati dari sang idola, dan lain-lain.

Maka munculah tempat bernama sekolah. Institusi pendidikan ini memiliki tujuan utama yakni meyakinkan para siswanya untuk meniru hal yang baik dan mendorong mereka meninggalkan kecenderungan meniru hal yang buruk.

Jadi kira-kira begitu. Sekali lagi menurut si jerami, hidup itu adalah proses meniru. Entah meniru yang baik (recommended) atau yang buruk. Jadi jika kembali ke paragraf pembuka, jangan salahkan DC jika meniru cara Marvel, toh The Avengers pada waktu silam dibuat karena meniru Justice League. Selama itu di jalan yang benar, menirulah.

Komentar

Postingan Populer